THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

31 Oktober 2009

Mengenal Kepribadian Diri

Sangatlah menarik jika kita membahas mengenai perilaku dan kepribadian orang lain. Sangatlah mengasyikan jika kita membicarakan, menghakimi, dan mencela perilaku orang lain. Memang benar,mencela akan lebih mudah daripada memuji. Tetapi yang menjadi pertanyaan sebenarnya adalah, apakah kita sudah benar-benar mengenal perikaku dan kepribadian kita sendiri? (who am I?) atau malah kita juga menjadi bahan pembicaraan orang lain? Menjadi bahan celaan orang lain? Pernakah kita berpikir demikian?

Jika kita pernah mendengar istilah-istilah, SANGUINIS, KHOLERIS, PHLEGMATIS, dan MELANKOLIS namun kita tidak tahu apa maksudnya, pada kesempatan ini, mari kita belajar bersama mengenainya. Tidak secara sangat mendetail, tetapi paling tidak, kita dapat menilai dan mengenal kepribadian dan perilaku kita melalui paparan ini.

Sebelum kita membahas lebih lanjut, ada hal yang perlu kita pahami sebelumnya mengenai kepribadian (personality). Mengenal kepribadian diri tidak hanya menguji dan memahami bagaimana sifat kita, tetapi kita dapat mengetahui bagaimana cara yang sebaik-baiknya untuk menggunakan aset anugerah Tuhan yang unik dari diri kita masing-masing untuk memahami jiwa kita, meningkatkan kepribadian kita, dan belajar mengenal orang lain serta menghadapi orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Begitu anda memahami bagaimana cara mengeluarkan yang terbaik dari diri kita, kita akan mendapati bahwa orang lain juga kelihatan lebih baik.

Kita akan belajar pengelompokan yang ditetapkan Hipocrates 2400 tahun yang lalu. Kita akan bersenang-senang dengan si Sanguinis, serius dengan si Melankolis, maji ke depan dengan si Kholeris, dan rileks dengan si Phlegmatis.

SANGUINIS
Selain senang bertemu dengan orang lain , sanguinis adalah si pencari perhatian yang ulung. Pembicaraan akan dimulai dan didominasi oleh si sanguinis. Tidak ada yang lebih menikmati hidup selain si sanguinis. Orang sanguinis selalu bersikap optimis dan dengan mudah terlibat dalam rencana dan proyek baru dengan antusiasme yang kuat. Sanguinis adalah seorang yang ramah, senang berjabat tangan, periang, senang berada di sekeliling orang lain, merasakan suka dan duka, dan harta yang terbesar dari si sanguinis adalah hatinya yang lembut dan berbelas kasih. Empati yang kuat. Tidak seorangpun yang dapat mengasihi atau melupakan anda lebih cepat dari si sanguinis. Tetapi, tentu saja ada kelemahan dari si sanguinis. Kecenderungan untuk berkamuan lemah dan tidak disiplin membuat mereka lebih mudah jatuh pada ketidakjujuran dan tidak dapat diandalkan. Selain itu faktor kekanak-kanakan atau ketidakdewasaannya juga menonjol. Sanguinis sangat takut mengalami penolakan, kegagalan atau celaan. Ego si sanguinis memang besar namun daya ingatnya sangat lemah. Suka menyela dan menjawab orang lain.

MELANKOLIS
Biasanya seorang melankolis memiliki IQ (tingkat kecerdasan intelektual) yang paling tinggi, memiliki bakat dan seni murni yang tinggi, dan memiliki tingkat penghargaan yang tinggi pada budaya. Melankolis adalah si empunya sifat yang paling kaya dan paling sensitif di antara semua tipe kepribadian. Dia kreatif dalam pemikiran, dan saat emosinya memuncak, ia akan dapat menciptakan produksi yang kreatif yang bernilai dan bermanfaat. Kecenderungan perfeksionisnya yang sangat kuat digabung dengan kemampuan analitisnya yang tinggi akan menjadikan dia si pemburu hal-hal yang sangat rinci. Dia jarang terlihat dan menjadi pusat perhatian, tetapi lebih senang bekerja di belakang layar. Ia cenderung menyendiri dan sangat disiplin. Kelemahan dari seorang melankolis adaalah mereka dapat tenggelam dalam depresi yang sangat berat dan tertekan setelah menyelesaikan proyek yang besar tanpa memperhatikan keadaan diri sendiri, tidak tidur, tidak makan, tanpa hiburan, sehingga emosi dan jasmani mereka benar-benar menjadi letih.
Sebagai perfeksionis (mengejar kesempurnaan) si melankolis cenderung menunda pekerjaan karena terlalu lama merencanakan dan karena standar yang ditetapkan sangat tinggi, baik untuk diri sendiri maupun orang lain, sehingga melankolis sering mengajukan tuntutan yang tidak realistis pada orang lain.

KHOLERIS
Bicara tentang kholeris, mari kita berbicara mengenai kepercayaan diri yang tinggi. Sekali memulai sebuah proyek, dengan keuletan dan tekad yang bulat dia akan mengarahkan tujuannya dengan mantap dan kemungkinan berhasil adalah sangat besar. Seorang kholeris adalah seorang yang praktis dan berazaz manfaat. Memiliki pemikiran yang cemerlang dalam berorganisasi, tetapi akan tertekan dengan pekerjaan yang memerlukan perincian. Dia sangat berbakat menjadi pemimpin namun biasanya keputusan yang diambil berdasarkan intuisi daripada analisa pikiran. Tetapi dia dapat cepat bertindak dalam menilai orang lain atau situasi dalam kondisi darurat. Dia senantiasa memandang hidup ini dengan optimis, semangat dan suka berpetualang, sampai-sampai ia rela meninggalkan kemapanan untuk suatu tantangan. Namun, karena kesukaannya bekerja keras, sang kholeris akan lupa dengan hal bernama rileks.Sifat kepemimpinannya yang sangat kuat sehingga sering membuatnya terlalu menekan dan menyepelekan orang lain dan tidak rela jika kendali lepas dari tangannya. Ini dikarenakan dia tidak tahu bagaimana cara menangani orang lain, akibatnya sering pula dia dengan mudah kehilangan kesabaran dan sering mempertahankan pendapat sendiri tanpa melihat kebenaran. Orang kholeris sangat sulit meminta maaf.

PHLEGMATIS
Phlegmatis yang damai adalah seorang pemikir dan perencana. Berbakat dalam diplomasi dan tidak menyukai kontroversi, lebih senang berunding daripada bertengkar. Ia memiliki kemampuan untuk mengenal waktu dengan rasa humor dan imajinasi yang dapat membangkitkan semangat. Si phlegmatis adalah seorang yang dapat diandalkan, baik sebagai teman maupun sebagai perencana dan pelaksana. Selain praktis dan efisien, dia dapat dengan hanya sedikit usaha dalam menyelesaikan sesuatu dengan standar akurasi dan ketepatan yang tinggi. Tetapi karena sifatnya yang introvert (seorang yang lebih suka memikirkan dirinya sendiri daripada orang lain), seorang phlegmatis sering menjadi “tidak kelihatan”. Antusiasmenya tidak kuat dan tidak suka dengan perubahan. Saking damainya, seorang phlegmatis cenderung bergerak lambat dan suka menunda pekerjaan., ini dikarenakan motivasi dirinya yang kurang dan seorang phlegmatis adalah seorang yang kurang bisa mengkomunikasikan perasaan. Akibatnya, sering karena keengganannya berkontroversi dan berargumentasi, seorang phlegmatis akan sulit dalam mengambil keputusan, bahkan akan sulit juga mengatakan tidak pada setiap peminta bantuan karena tidak mau menyakiti perasaan orang.

Setiap orang tidak hanya memiliki satu kepribadian, setiapa orang adalah campuran yang unik dari dua atau tiga kepribadian. Setelah kita sedikit lebih tahu bagaimana kepribadian kita, dan bisa melihat kepribadian orang lain lewat penjelasan di atas, apa yang kita bisa lakukan untuk mengembangkan diri kita? Apa yang harus kita kikis dalam kelemahan kita? Apa yang harus kita lakukan dalam berhubungan dengan orang lain?
Apapun kepribadian kita, ingatlah bukan label tetapi pemahaman atas kekuatan dan kelemahan kita sendirilah yang penting. Evaluasilah kelemahan kita, mintalah pendapat orang lain tentang kita, akui serta terima setiap kekurangan kita, karena dengan mengakui kekurangan kita adalah langkah pertama untuk meningkatkan kekuatan kita.

Tuhan tidak membuat kita semua sama. Dia menjadikan beberapa dari kita sebagai kaki untuk bergerak, mengatur, seperti sang kholeris. Dia menjadikan beberapa dari kita sebagai kepala untuk berpikir secara mendalam, merasakan, menulis, seperti sang melankolis. Dia menjadikan beberapa dari kita sebagai tangan untuk melayani, meratakan, meredakan, seperti si phlegmatis. Dan dia menjadikan beberapa dari kita mulut untuk bicara, mengajar, memberikan dorongan, seperti si sanguinis. Namun bila hanya bagian-bagian saja yang bekerja tidaklah cukup. Semua harus saling mendukung karena semua saling melengkapi sebagai satu tubuh. Tidak ada yang lebih baik, karena semua tidak sempurna. Namun, dengan kuasa Allahlah kita semakin disempurnakan, mengurangi kelemahan kita.

(Dikutip dari Majalah GROW terbitan Komisi Dewasa Muda GKI Gejayan)

KUMPULAN FOTO-FOTO JOY TIMOHO






SWEAT MEMORYS!

KUMPULAN FOTO-FOTO JOY TIMOHO

SWEAT MEMORIS!

TIMOHO PICTURE

KUMPULAN FOTO-FOTO JOY TIMOHO "SWEAT MEMORYS

Serba- Serbi "Cinta dalam Banyak Bahasa"


Afrika : Ek het jou lief
Albanian : Te dua
Arab : Ana behibak (cewek ke cowok)
Arab : Ana behibek (cowok ke cewek)
Armenian : Yes kez sirumen
Bambara : M'bi fe
Bangla : Aamee tuma ke bhalo aashi
Belarusian : Ya tabe kahayu
Bisaya : Nahigugma ako kanimo
Bulgarian : Obicham te
Cambodian : Soro lahn nhee ah
Cantonese Chinese : Ngo oiy ney a
Catalan : T'estimo
Cheyenne : Ne mohotatse
Chichewa : Ndimakukonda
Corsican : Ti tengu caru (cewek ke cowok)
Creol : Mi aime jou
Croatian : Volim te
Czech : Miluji te
Danish : Jeg Elsker Dig
Dutch : Ik hou van jou
English : I love you
Esperanto : Mi amas vin
Estonian : Ma armastan sind
Ethiopian : Afgreki'
Faroese : Eg elski teg
Farsi : Doset daram
Filipino : Mahal kita
Finnish : Mina rakastan sinua
French : Je t'aime, Je t'adore
Frisian : Ik hâld fan dy
Gaelic : Ta gra agam ort
Georgian : Mikvarhar
German : Ich liebe dich
Greek : S'agapo
Gujarati : Hoo thunay prem karoo choo
Hiligaynon : Palangga ko ikaw
Hawaiian : Aloha wau ia oi
Hebrew : Ani ohev otah (cowok ke cewek)
Hebrew : Ani ohev et otha (cewek ke cowok)
Hiligaynon : Guina higugma ko ikaw
Hindi : Hum Tumhe Pyar Karte hae
Hmong : Kuv hlub koj
Hopi : Nu' umi unangwa'ta
Hungarian : Szeretlek
Icelandic : Eg elska tig
Ilonggo : Palangga ko ikaw
Indonesian : Saya cinta padamu
Inuit : Negligevapse
Irish : Taim i' ngra leat
Italian : Ti amo
Japanese : Aishiteru
Kannada : Naanu ninna preetisuttene
Kapampangan : Kaluguran daka
Kiswahili : Nakupenda
Konkani : Tu magel moga cho
Korean : Sarang Heyo
Latin : Te amo
Latvian : Es tevi miilu
Lebanese : Bahibak
Lithuanian : Tave myliu
Malay : Saya cintakan mu / Aku cinta padamu
Malayalam : Njan Ninne Premikunnu
Mandarin Chinese : Wo ai ni
Marathi : Me tula prem karto
Mohawk : Kanbhik
Moroccan : Ana moajaba bik
Nahuatl : Ni mits neki
Navaho : Ayor anosh'ni
Norwegian : Jeg Elsker Deg
Pandacan : Syota na kita!!
Pangasinan : Inaru Taka
Papiamento : Mi ta stimabo
Persian : Doo-set daaram
Pig Latin : Iay ovlay ouyay
Polish : Kocham Ciebie
Portuguese : Eu te amo
Romanian : Te iubesc
Russian : Ya tebya liubliu
Scot Gaelic : Tha gra\dh agam ort
Serbian : Volim te
Setswana : Ke a go rata
Sindhi : Maa tokhe pyar kendo ahyan
Sioux : Techihhila
Slovak : Lu`bim ta
Slovenian : Ljubim te
Spanish : Te quiero / Te amo
Swahili : Ninapenda wewe
Swedish : Jag alskar dig
Swiss-German : Ich lieb Di
Tagalog : Mahal kita
Taiwanese : Wa ga ei li
Tahitian : Ua Here Vau Ia Oe
Tamil : Nan unnai kathalikaraen
Telugu : Nenu ninnu premistunnanu
Thai : Chan rak khun (cewek ke cowok)
Thai : Phom rak khun (cowok ke cewek)
Turkish : Seni Seviyorum
Ukrainian : Ya tebe kahayu
Urdu : mai aap say pyaar karta hoo
Vietnamese : Anh ye^u em (cowok ke cewek)
Vietnamese : Em ye^u anh (cewek ke cowok)
Welsh : 'Rwy'n dy garu di
Yiddish : Ikh hob dikh
Yoruba : Mo ni fe

One to One

Pengertian One to one?

One to one merupakan pertemuan antara cell leader or sub leader dengan anggotanya atau antara cell leader or sub leader dan coach.

Pertemuan ini dilakukan dalam suasana yang INFORMAL diluar pertemuan cell group (CG) dan pertemuan ranch. Bentuk kegiatan ini bisa bermacam-macam, antara lain dengan makan siang or malam bareng, jalan-jalan, shopping or home stay (pastinya antara sesama cewek or antara cowok dengan cowok dong), atau nonton bola bareng, ke gereja, olah raga atau kegiatan yang lainnya.

Sebenarnya untuk apa sih 1 to 1 itu?? 1 to 1 dilakukan dengan tujuan untuk dapat membangun relasi yang lebih dekat or erat antara leader dengan anggota maupun antara leader dan coach supaya dapat benar-benar mengenal satu sama lain. Lebih dari itu 1 to 1 dapat juga menjadi tempat untuk membahas permasalahan yang mungkin tidak bisa dibicarakan dikedua pertemuan yang lain.

Di dalam 1to1 itu ada keterbukaan tapi bukan interogasi (bukan seperti seorang polisi yang sedang menginterogasi seorang tahanan), ada kepercayaan, ada motivasi dan ada dukungan untuk sama-sama membangun dan mengokohkan iman dalam Kristus Yesus.

So, bagi teman-teman jangan pernah takut n ragu-ragu untuk 1to1 dengan leader or tim inti CG. Karena CG adalah keluarga keduaku di dalam Kristus.


QT[ Quite Time]
Saat teduh, waktu khusus yang disediakan seseorang secara pribadi untuk berdoa, membaca Alkitab dan membangun hubungan pribadi dengan Tuhan. Perlu dilakukan secara teratur tiap hari.

MOC [Montly Offering Card]
Kartu persembahan bulanan yang diberikan kepada anggota Cell Group untuk mendukung pelayanan di persekutuan JOY.

By: Vidry

19 Oktober 2009

MENEMUKAN JEJAK ALLAH DIANTARA KAUM MUSYRIKIN

SUMBER : Kompasiana.com

Ketika Paulus sedang melakukan perjalanan ke Athena. Ia menjumpai sebuah altar tanpa berhala, yang cukup membedakannya dari tempat-tempat di sekelilingnya. Sebuah inskripsi dalam bahasa Yunan dipahatkan pada altar kosong itu : Agnosto Theo. Inskripsi ini dalam Alkitab Al-Muqadas (Alkitab berbahasa Arab) diterjemahkan dengan sangat tepat: ila al-Ilah al-majhul. Artinya “Kepada ilah (sembahan) yang tidak dikenal. (Kisah 17:23).

Dikisahkan, inskripsi Agnosto Theo dipahatkan atas petunjuk filsuf Epimenides, ketika bangsa Athena menghadapi bencana wabah yang mematikan. Rakyat Athena sudah meminta tolong kepada ribuan dewa yang patung-patungnya dideretkan di sekitar bukit Mars, tetapi hasilnya nihil. Wabah itu tetap melanda.

Epimenides yang seorang Kreta, diminta oleh para tua-tua Athena untuk mengadakan perdamaian dengan salah satu dewa lagi. Hal ini sebenarnya aneh mengingat reputasi orang Atena sebagai kamu musyrikin no 1, pengumpul dewa-dewa no. 1.

“Kalau ribuan dewa ini tidak mejawab doa-doa kita, kata sang filsuf, “kesimpulan logis saya, pastilah ada satu-satunya Dewa yang Mahakuasa – yang entahlah – kita tidak ahu siapa nama-Nya. Ya, kita benar-benar tidak mengenal Dia, yang namanya tidak kita ketahui, dan oleh karena itu tidak ada patung di kota ini yang mewakilinya. Yang kedua, bahwa Dia cukup berkuasa dan cukup baik hati untuk meredakan wabah ini, asal kita memohon bantuannya.” Sang filsuf mengajak seluruh rakyat Athena memohon pertolongan dewa yang tidak dikenal itu.

Akhir cerita orang-orang Athena membangun altar di Bukit Mars dengan memahatkan kata-kata Agnostos Theo pada sisi altar sesuai anjuran Epimenides. Kemudian setiap domba yang “sudah dibaktikan” itu mereka persembahkan sebagai kurban di atas altar yang menandai tempat hewan itu berbaring. Malam pun tiba. Pada waktu fajar keesokan harinya, cengkeraman maut wabah terhadap kota itu mulai melonggar. Dan dalam waktu seminggu orang-orang yang kena wabah itu berangsur-angsur sembuh. Penduduk Athena tak henti-hentinya memuji “Allah yang tidak dikenal” yang diperkenalkan oleh Epimenides itu.

Plato di dalam bukunya Laws mengisahkan tentang Apimenides. dengan menyebutnya sebagai “orang yang berinspirasi” dan menghargainya sebagai salah seorang dari tokoh-tokoh besar yang membantu umat manusia mendapakan kembali penemuan-penemuan yang hilang selama “Banjir Besar.”

Mereka hanya menuliskan Angosto Theo dan tidak membuat patung bagiNya sebagaimana kebiasan mereka. Mengapa? Ya, karena mereka sama-sama tidak pernah melihat dan mengenal Dia.

Agnosto Theo, “ilah yang tidak dikenal” yang pernah menyelamatkan bangsa Athena itu tidak lain adalah Allah yang mengatasi segala ilah. Allah, Khalik Alam yang dikenal melalui Isa Almasih. Karena itu , menjawab tuduhan beberapa orang Athena bahwa Paulus telah memberitakan dewa-dewa asing, Paulus berkata: “Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kubertakan kepadamu. (Kis 17:23).

* * *

Enam abad kemudian, di tanah Palestina, Sang Firman, Isa Almasih saat sedang berjalan-jalan di tanah kaum musyrikin, Samaria, berhenti di tepi sebuah sumur dan bercakap-cakap dengan perempuan Samaria.

Kata peremuan itu kepadaNya, “Ya Tuan, tentunya Engkau adalah seorang Nabi. Nenek moyak kami menyembah Allah di atas bukit ini, tetapi bangsa Tuan (Israel, red) berkata bahwa Yerusalemlah tempat yang patut untuk menyembah Allah.”

Sabda Isa kepadanya, “Hai perempuan, percayalah kepada-Ku, akan tiba waktunya kamu akan menyembah Sang Bapa bukan lagi di atas bukit ini atau di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, sedangkan kami menyembah apa yang kami kenal, karena keselamatan itu datang dari bani Israel. Tetapi waktunya akan tiba dan sedang tiba, bahwa para penyembah sejati akan menyembah Sang Bapa di dalam ruh dan kebenaran, karena Sang Bapa mencari para penyembah yang demikian. Allah itu Ruh, dan barangsiapa menyembah Dia, ia harus menyembah-Nya dalam ruh dan kebenaran.”

Kata perempuan itu kepadaNya,”Aku tahu bahwa Mesias, yang disebut Almasih itu, akan datang. Apabila Ia datang. Ia akan memberitahukan segala perkara kemapda kami.”

Sabda Isa kepada perempuan itu, “Akulah Dia, yang sedang bertutur kata denganmu.” (Yahya 4:19-26)

* * *

Adalah suatu yang aneh, seorang Yahudi berjalan melintasi daerah orang kafir, bercakap-cakap dengan seorang kafir, apalagi perempuan kafir dan lebih-lebih lagi meminta perempuan itu untuk mengambilkan air baginya.

Sebuah terobosan budaya dan kepercayaan yang luar biasa ditengah prasangka stereotype dan entocentrisme yang luar biasa, tetapi justru disitulah Isa Almasih hadir ditengah-tengah kaum ini dan menyingkapkan pengertian kaum Samaria terhadap Allah yang sejati, dan akhirnya mereka menerima berita Injil itu dari sumbernya yang pertama.

Isa Almasih, Sang Firman, mengosongkan dirinya, menjadi manusia dan melintasi ruang serta waktu, hadir di dalam perjumpaannya dengan perempuan Samaria (yang adalah kaum musyrikin dalam pandangan kaum Yahudi) untuk mengenalkan Allah yang tidak dikenal itu kepada mereka. Demikian juga Rasul Paulus berjalan-jalan ditengah kota Athena, kotanya orang musyrikin dan menemukan inskripsi Agnosto Theos (Allah yang tidak dikenal) pada sebuah altar tanpa patung, sebagai dasar dakwahnya kepada penduduk Athena.

Mendeklarasikan Allah yang transendent, yang tingi dan tidak terselami, namun juga yang bersama dengan kita sehingga kita bisa mengalami anugrah dan kebenaranNya. Bahkan dengan radikal kita bisa memanggilnya Sang Bapa. Sebuah relasi yang tidak didasarkan karena pertalian darah atau keinginan seorang laki-laki atau perempuan, tetapi di dalam Roh dan Kebenaran Nya.

Sesungguhnya mata Allah menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkah kasihNya kepada mereka yang sungguh-sungguh hati mencari Dia.

16 Oktober 2009

IMPIAN...

Hai sobat...
Tuhan menciptakan kamu dengan pikiran yang luar biasa dan kamu juga memiliki potensi yang tak ternilai di dalam dirimu. Namun, kamu hanya akan berprestasi dalam hidup ini ketika kamu mulai bekerja keras dan menyadari bahwa apa yang sudah kamu miliki saat ini bukan hanya sekadar kebetulan atau keberuntungan belaka. Jadi, raihlah impianmu dengan kerja keras yang disertai dengan .


Sebagai manusia yang memiliki hati dan pikiran, kita bebas untuk memilih apa saja dalam hidup ini. Namun satu hal yang perlu kamu ingat. Kita tidak bisa memindahkan tanggungjawab kita untuk ditanggung oleh Tuhan atau orang lain karena kita harus menanggungnya sendiri. Kamu ingin meraih impianmu atau tidak, semuanya terserah kamu. Namun, yang pasti aku akan selalu agar yang terbaik yang terjadi dalam hidupmu.


Sobat...


Jangan pernah menyerah pada apa pun juga sebelum kamu mencobanya ketika kamu sedang meraih impianmu. Tidak ada alasan bagimu untuk menyerah. Orang yang gagal selalu mencari-cari alasan tapi orang yang mau berhasil selalu mencari jalan keluar. Tahukah kamu bahwa berhasil di dalam hidup ini tidak hanya sekadar berada pada tempat dan waktu yang tepat tapi juga berada pada tempat dan waktu yang salah, namun tidak pernah menyerah.


Kamu boleh memiliki impian yang besar tetapi tanpa semangat, kerja keras, ketabahan hati, tahan uji, pantang menyerah dan bersandar kepada Tuhan, maka impianmu itu hanyalah sebuah fantasi atau khayalan belaka. Kamu tidak akan pernah melihat impianmu itu menjadi nyata dalam hidupmu. Yang ada kamu hanya bisa menikmati impianmu dalam pikiran atau imajinasimu saja. Pikirkanlah ini….


Sobat...


Ketika kamu mulai putus asa, ragu, lelah atau hampir diambang kegagalan, ingatlah kembali akan impian yang ingin kamu raih. Impianmu itu akan menjadi sumber inspirasi yang akan selalu menguatkan kamu dan memberi kamu sebuah motivasi yang besar. Hidup ini memang keras tapi bukan berarti kamu harus menyerah begitu saja tanpa mencoba cara yang lain. Biarlah kesuksesan yang kamu temukan pada diri orang lain menjadi cambuk untuk kamu bangkit kembali. Kalau mereka bisa berhasil kenapa kamu tidak bisa seperti mereka. Bukankah Tuhan selalu menyertai kamu?


Jangan pernah takut untuk meraih impianmu. Ketakutan akan berkata lari, tetapi keberanian menghentikannya dan menggantikannya dengan kata "berjuang kembali sampai selesai". Keberanian hanya akan lahir dari hatimu ketika kamu memiliki tujuan [visi] dari setiap langkah kakimu. Ingat, Tuhan akan menolong kamu jika kamu mau menolong dirimu sendiri. Iman yang kamu miliki akan menghapus setiap keraguan, kekuatiran, ketakutan, keputus asaan, kelelahan dan kegagalanmu.


Sobat...


Disaat semuanya terlihat gelap, kamu harus tetap melihat sisi terangnya kehidupanmu. Milikilah iman dan pengharapan dalam meraih impianmu. Dua kata ini melebihi arti sebuah kata yaitu optimis. Dan yang membentuk percaya diri adalah sikap hatimu terhadap rasa percaya diri itu sendiri. Teruslah melangkah maju dan mengejar impianmu. Inilah saatnya impianmu yang lama terkubur dipikiranmu menjadi sebuah kenyataan. Aku akan selalu berdoa untukmu agar kamu bisa berhasil dalam setiap meraih semua impianmu.www.kapanlagi.com

KESABARAN

Galatia 5:22
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 135; 2 Korintus 8; 1 Tawarikh 5-7

Kesabaran adalah salah satu buah Roh Kudus. Banyak kesalahan akan terjadi bila kita tergesa-gesa dan tidak sabar. Kata kesabaran berasal dari kata Yunani "makrothumia" - "makros" berarti panjang atau jauh dan "thumos" berarti panas atau marah. Jadi, kesabaran berarti panjang atau jauh dari kemarahan. Orang yang tidak sabar biasanya cepat marah. Orang yang sabar bukannya orang yang tidak pernah marah, melainkan orang yang marah hanya pada waktu yang tepat.

Orang Yunani memakai kata "makrothumia" bukan dalam berhubungan dengan sesuatu atau kejadian, melainkan dalam berhubungan dengan orang. Chrysostom mendefinisikan makrothumia sebagai roh yang mampu membalas dendam, tetapi menolak untuk melakukannya.

Dalam berhubungan dengan orang lain, sering kali kesabaran kita mengalami tantangan. Banyak konflik terjadi karena kita kurang sabar untuk menunggu atau mengerti seseorang. Tidak semua orang dapat berpikir secepat atau sepandai yang kita inginkan. Tidak semua orang dapat menjadi orang Kristen yang baik atau sempurna seperti yang kita inginkan. Oleh sebab itu, kita perlu memiliki kesabaran, terutama terhadap orang yang lebih "lambat" dari kita. Bersabar berarti mau dan rela menunggu proses Tuhan atas kehidupan setiap kita dan menerima keberadaan orang lain apa adanya.

Bersabarlah, maka Anda akan terhindar dari konflik dan menerima buah yang berlimpah pada akhirnya.

WWW.CERITA-KRISTEN.COM

Spiritual Leadership

Salam dalam kasih Kristus
Di ibadah hari Minggu yang cerah ini, saya mendapatkan sesuatu yang mengesankan. Ya, kotbah hari ini dipimpin oleh Pdt. Caleb Tong, dan seperti biasanya beliau penuh ketajaman dalam menyampaikan pesan. Kotbahnya sendiri memang mengesankan, berbicara tentang kemurahan hati dan bagaimana Gereja yang Injili juga dapat memberi sumbangan besar bagi korban bencana, bagaimana hati yang digerakkan Injil bukan hanya berbicara tentang doktrin tetapi lebih dari itu: melakukannya. Tapi, selain pemberitaan Firman yang menggugah ini, ada hal lain yang mengesankan.
Hal yang terasa berkesan itu adalah: bahwa sebenarnya, tadi pagi darah masih mengucur dari hidung Pak Caleb. Beliau mengalami musibah beberapa hari lalu, dan kalau mengikuti saran dokter seharusnya Pak Caleb tidak berkotbah. Matanya masih belum fokus, bicaranya pun masih terganggu. Tetapi hatinya lebih mengutamakan pemberitaan Firman, kepentingannya lebih condong pada melayani Tuhan, maka pagi-pagi ia sudah mempersiapkan diri. Dan Pak Caleb tidak setengah-setengah dalam menyampaikan kotbah; ia menyampaikannya dengan penuh, lengkap, tanpa dikurangi. Waktunya bahkan lebih lama daripada pengkotbah lain, yang lebih muda dan sehat, untuk suatu bahasan yang menyeluruh.
Saya menemukan kesiapan semacam ini merupakan hal yang mengesankan, satu pelajaran sendiri yang saya terima pagi ini. Dan sikap seperti ini bukan pertama kali saya jumpai dalam diri para pemimpin Gereja. Saya sebelum ini menemukannya pada diri Ibu Dorothy I. Marx, pada diri Pak Joseph Tong, dan juga --walau tidak secara langsung-- pada diri Pak Stephen Tong. Sikap untuk memberikan diri secara total, dan menunjukkan diri sebagai teladan. Dan sikap ini bukan baru sekarang, karena Alkitab sudah menunjukkan sikap ini sejak lama, dalam diri Rasul Paulus. Coba simak suratnya kepada jemaat di Korintus:
1 Kor 4:9:16 Sebab, menurut pendapatku, Allah memberikan kepada kami, para rasul, tempat yang paling rendah, sama seperti orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati, sebab kami telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi manusia. Kami bodoh oleh karena Kristus, tetapi kamu arif dalam Kristus. Kami lemah, tetapi kamu kuat. Kamu mulia, tetapi kami hina.
Sampai pada saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara, kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini. Hal ini kutuliskan bukan untuk memalukan kamu, tetapi untuk menegor kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi.
Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu. Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!
Jemaat di Korintus mungkin membanggakan diri dengan kemegahan dan kemakmuran mereka, segala kemuliaan yang dapat dibayangkan orang. Tetapi jika kesejahteraan menjadi ukuran, maka para rasul tidak mempunyai tempat! Bagi para rasul, keberadaan mereka bahkan "telah menjadi sama dengan sampah dunia," yang sama sekali tidak berarti bagi dunia. Tetapi oleh para rasul, kekristenan disemai dan bertumbuh, bahkan hingga menjadi besar saat ini.
Tentu saja, keadaan Pak Caleb Tong tidaklah separah para rasul. Kita tidak dapat mensejajarkannya dengan para rasul. Ia tidak perlu lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara, dan seterusnya. Ia masih bisa menikmati keberadaannya sebagai pemimpin gereja yang besar, masih menikmati pelayanan dari banyak orang. Namun kita tidak perlu memikirkan perbandingan-perbandingan kesusahan atau 'kebesaran' mereka, tetapi lihatlah pokok utama yang mereka tunjukkan: "Turutilah teladanku!"
Ini adalah kepemimpinan spiritual, sebuah kepemimpinan yang menggerakkan orang lain secara spiritual. Pokoknya bukanlah perilaku apa yang harus diikuti, tidak seperti keteladanan moral dan sikap yang pada umumnya dibahas orang. Di dalam kepemimpinan spiritual ini, ada ajakan, dorongan, himbauan, bagi orang lain untuk mencapai tingkat spiritual yang serupa. Dengan tingkat spiritual itu, orang dapat melakukan hal-hal yang secara esensial serupa dengan teladan yang diberikan oleh sang pemimpin, walau dalam konteks yang berbeda.
Maka, pada pagi hari ini saya tergerak untuk mengikuti teladan spiritual dari Pak Caleb, dalam konteks yang saya hadapi. Saya tergerak untuk menyisihkan kesusahan sendiri, agar bisa membagikan kemurahan pada orang lain. Saya tergerak untuk menyangkali kemalasan sendiri, agar bisa menuliskan hal-hal ini dan menggerakkan orang lain juga. Tentu saya tidak mempunyai konteks kehidupan Pak Caleb, tetapi saya bisa melakukan hal-hal yang secara esensial serupa dalam konteks saya, misalnya melalui internet dan milis, seperti yang Anda baca ini. Karena, saya sebenarnya tidak dalam keadaan cukup baik. Saya masih harus mengusahakan agar beban-beban finansial keluarga kami terpenuhi. Saya masih harus memikirkan bagaimana bisnis kami, agar besok kami masih bisa makan. Dan saya masih harus mengerjakan beberapa hal yang cukup mendesak di pertengahan bulan Juni 2006 ini.
Spiritual leadership yang saya alami selama ini telah mendorong saya untuk mengambil sikap. Bukan hal yang mudah, karena di mata sebagian orang, apa yang saya lakukan bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan. Begini, saya telah berhenti bekerja di akhir tahun lalu, dan sejak itu saya berusaha sendiri. Tetapi keadaan ekonomi memang tidak begitu baik, jadi usaha baru yang dirintis juga tidak selancar yang dibutuhkan. Akibatnya, kami mengalami tekanan finansial yang cukup besar belakangan ini. Kalau saya bilang "no problem" maka tentu saya berdusta, karena hal itu menjadi masalah nyata sekarang.
Dalam keadaan bermasalah di keuangan ini, saya dan istri menemukan peran baru, sebagai konsultan keuangan. Heran? Sebenarnya, itu adalah istilah bagi agen asuransi -- disebut "Financial Consultant" karena kami dibekali sejumlah produk yang mampu membantu orang lain untuk menyelesaikan masalah finansial mereka di masa depan. Produk itu adalah kombinasi antara asuransi dan investasi, dengan tingkat pengembalian yang tinggi dan menguntungkan nasabah.
Masalahnya dengan produk asuransi: komisi yang diterima oleh agen dihitung dari besarnya premi dasar asuransi yang diterima, bukan dari besaran investasinya. Jadi, kalau kami menginginkan komisi lebih besar, kami harus mengatur agar premi dasar asuransi diperoleh sebesar-besarnya. Tapi hal ini berarti memperkecil investasi, dan ujung-ujungnya merugikan nasabah. Sekarang bagaimana? Masalah finansial seharusnya telah mendorong kami untuk mengusahakan sebesar-besarnya premi dasar asuransi, dengan demikian kami memperoleh komisi lebih besar dan selamat dari tekanan finansial ini. Namun bukan itu yang kami lakukan. Pada akhirnya kami tetap menghitung sebesar-besarnya investasi, agar memberikan keuntungan maksimum kepada nasabah. Itulah yang terjadi dengan polis-polis yang kami hasilkan.
Di ujungnya, kami memenuhi apa yang sesungguhnya ditawarkan oleh asuransi: keuntungan nasabah. Bodohkah, kalau lantas kami sendiri masih tertekan secara finansial?
Saya tidak merasa bodoh, karena inilah kepemimpinan spiritual yang saya ikuti. Nah, sampai sini mohon jangan keliru memahami; saya tidak sedang menawarkan apa pun kepada teman-teman sekalian. Saya hanya ingin menunjukkan, seperti itulah yang ada dalam konteks kehidupan saya sekarang. Tentu, tiap orang dapat memiliki konteks yang berbeda, tetapi secara esensial melakukan hal serupa. Membagikan kebaikan secara total. Hidup dalam kebenaran dan keadilan. Menunjukkan kerendahan hati, belas kasihan, dan kelemah-lembutan.
Bagaimana dengan gereja kita? Apakah ada Spiritual Leadership di sana? Ada gereja yang berdiri dengan fondasi yang terpancang di atas batu karang legalisme. Philip Yancey dalam bukunya "Gereja: Mengapa Dirisaukan?" (terjemahan dari "Church Why Bother?"), menuliskan tentang gereja masa kecilnya: "Mereka berbicara tentang anugerah tetapi sesungguhnya mereka hidup dengan hukum, mereka berbicara tentang kasih tetapi sesungguhnya mereka memperlihatkan tanda-tanda kebencian." Namun, bukankah deskripsi ini dapat diterapkan juga dalam lingkungan-lingkungan kita? Bukankah kita pun menemukan bagaimana orang-orang berseteru dalam gereja, bahkan sampai membawanya ke pengadilan negeri?
Mengapa harus seperti itu? Coba hitung, berapa banyak orang Kristen yang tidak lagi pergi ke gereja? Mereka di masa mudanya mendapatkan lingkungan yang penuh disiplin dan aturan, mula-mula terasa baik dan melindungi, tetapi kemudian menjadi hambar. Menyebalkan. Tidak ada kepemimpinan spiritual di sana; yang ada hanyalah aturan dan hukuman bagi pelanggarnya. Kalau tidak dihukum sekarang (dengan misalnya, 'siasat gerejawi'), kelak akan dihukum masuk neraka. Dengan semua ancaman, tidak ada motivasi lain untuk melakukan hal ini atau itu selain menghindari hukuman. Apa maknanya bersikap baik, jika pendorong utamanya adalah agar tidak dicela orang lain?
Betul, orang bisa digerakkan oleh ancaman, tetapi tidak dalam waktu panjang. Pada akhirnya ancaman itu akan kehilangan taringnya dan orang mulai bersikap apatis. "Peduli amat!" "Emangnya gua pikirin?" Serta merta melanggar semua aturan dan kekangan, apalagi jika ternyata "melanggar itu enak euy!" Dibutuhkan motivasi lain untuk menggerakkan jemaat, untuk membuat orang dapat melepaskan bajunya dan berkeringat membangun bersama-sama. Itulah spiritual leadership yang ditunjukkan, yang diikuti dengan seruan "turutilah teladanku!"
Sekarang, mengapa pula orang harus mengikuti suatu kepemimpinan dalam bergereja? Pada kenyataannya, ada saja orang yang menyetarakan gereja dengan hiburan. Apa bedanya pergi ke gereja dengan nonton di bioskop? Orang merasa perlu terlayani di sana, menjadi penonton dari berbagai acara atau liturgi gereja. Di gereja protestan, aktor utamanya adalah pendeta di atas mimbar. Jemaat menjadi penonton dan pendengar; dan kalau pendetanya tidak menarik, ada saja orang yang mendengkur. Bagi mereka yang hadir sebagai penonton, tentu saja kepemimpinan tidak terlalu berarti. Toh orang hanya datang, duduk, memberi duit, lalu pergi lagi.
Coba pikirkan lagi: dalam setiap ibadah, siapa yang sesungguhnya menjadi pelaku, dan siapa penontonnya? Tuhan tidak menciptakan dunia ini agar Ia menjadi Aktor sementara manusia-manusia bodoh menjadi penonton. Sebaliknya! Tuhan mengawasi kita sekalian, dan kitalah yang menjadi pelaku-pelaku kehidupan. Bisa dikatakan, urusan terpenting yang dihadapi manusia adalah bagaimana tampil dengan baik di hadapan Sang Penonton, dan untuk itu kita membutuhkan kepemimpinan. Di Gereja kita hadir untuk menyembah Dia yang mengawasi kita, dengan sorot mata seperti seorang Bapa memandang anak-anak-Nya.
Karena itu, urusan kita adalah mendengar Rasul Paulus berkata "Turutilah teladanku!" maka kita memberkati ketika dimaki, sabar ketika dianiaya, dan menjawab dengan ramah ketika difitnah. Dan Rasul Paulus sendiri malah meneladani Tuhan Yesus, yang juga memberikan teladan-Nya bagi kita. Bukankah tujuan hidup kita di dunia ini adalah untuk menjadi serupa seperti Kristus? Baiklah kita hidup di dalam Dia yang menghidupkan. Penulis: Donny

UNTUNG TUHAN TIDAK PERNAH MENYERAH

Pada tanggal 7 Desember 1998 di bagian utara Armenia, suatu gempa dengan kekuatan 6,9 skala richter menghancurkan sebuah gedung sekolah diantara bangunan-bangunan lainnya. Di tengah keramaian dan suasana panik, seorang bapak berlari menuju ke sekolah tersebut, dimana anaknya menuntut ilmu setiap harinya. Sambil berlari, ia terus teringat pada kata-kata yang sering ia ucapkan kepada anaknya itu, "Hai anakku, apapun yang terjadi, papa akan selalu bersamamu!"

Sesampainya di tempat di mana sekolah itu dulunya berdiri, yang ia dapati hanyalah sebuah bukit tumpukan batu, kayu dan semen sisa dari gedung yang hancur total! Pertama-tama ia hanya berdiri saja di sana sambil menahan tangis. Namun kemudian...tiba-tiba ia pergi ke bagian sekolah yang ia yakini adalah tempat ruang kelas anaknya. Dengan hanya menggunakan tangannya sendiri ia mulai menggali dan mengangkat batu-batu yang bertumpuk di sana. Ada seseorang yang
sempat menegurnya, "Pak, itu tak ada gunanya lagi. Mereka semua pasti sudah mati."
Bapak itu menjawab, "Kamu bisa berdiri saja di sana, atau kamu bisa membantu mengangkat batu-batu ini!" Maka orang itu dan beberapa orang lain ikut menolong, namun setelah beberapa jam mereka capek dan menyerah. Sebaliknya, si bapak tidak bisa berhenti memikirkan anaknya, maka ia menggali terus.
Dua jam telah berlalu, lalu lima jam, sepuluh jam, tigabelas jam,
delapan belas jam. Lalu tiba-tiba ia mendengar suatu suara dari bawah papan yang rubuh. Dia mengangkat sebagian dari papan itu, dan berteriak, "Armando!", dan dari kegelapan di bawah itu terdengarlah suara kecil, "Papa!". Kemudian terdengarlah suara-suara yang lain sementara anak-anak yang selamat itu ikut berteriak!

Semua orang yang ada di sekitar reruntuhan itu, kebanyakan para orang tua dari murid-murid itu, kaget dan bersyukur saat menyaksikan dan mendengar teriakan mereka. Mereka menemukan 14 anak yang masih hidup itu! Pada saat Armando sudah selamat, dia membantu untuk menggali dan mengangkat batu-batu sampai teman-temannya sudah diselamatkan semua. Semua orang mendengarnya ketika ia berkata kepada teman-temannya itu, "Lihat, aku sudah bilang kan, bahwa papaku pasti akan datang untuk menyelamatkan kita!"

Mari kita renungkan bagaimana kita menjalani hidup kita. Di saat kita dalam kegelapan, tertimpa oleh macam-macam beban masalah, jatuh dalam kelemahan dan dosa. Apakah kita lantas berkeluh kesah, putus harapan, dan lantas mengibarkan bendera putih pada dunia tanda menyerah? Ataukah kita akan bersikap seperti Armando, yang terus menggenggam HARAPAN? bahwa Seseorang sedang mencari kita dan siap menyelamatkan kita? Seseorang yang tak akan pernah menyerah sampai kita sudah di dalam pelukan-Nya?

07 Oktober 2009

Menikmati Masa Kecil

Oleh : Timothy Adjie

Sewaktu kami kecil dahulu, kira-kira ketika saya masih berusia empat tahun. Pada minggu pagi yang indah, dimana semua anak-anak tengah mempersiapkan diri untuk datang beribadah ke Sekolah Minggu di Gereja dan berjumpa dengan teman-teman sebaya yang bersama-sama bernyanyi dan menari di sana, Ibu kami pun ikut membantu kami mempersiapkan diri memakaikan pakaian rapi yang sama kepada kami lalu berkata, “Oke, anak-anak Ibu sudah cakep-cakep dan rapi-rapi ya. Sekarang saatnya berangkat, Tuhan memberkati kalian.” Sampai akhirnya kami siap dan membawa Alkitab kami masing-masing di tangan kami sambil bertanya-tanya di dalam benak mengenai apakah cerita Alkitab yang akan diceritakan oleh Guru Sekolah Minggu kepada semua anak-anak minggu ini. Wah, kami tidak sabar lagi untuk mendengarkannya. Siaplah sudah si Acil (nama panggilan saya sewaktu kecil) bersama kakak lelakinya, saya memanggil nama kakak saya “Masyo”, berpamitan kepada Ayah dan pergi beribadah ke Sekolah Minggu menaiki mobil jemputan Gereja.

Memang sungguh menyenangkan ketika kami dapat kembali menikmati suasana Sekolah Minggu setelah menunggu satu minggu sebelumnya. Bernyanyi, menari dan bermain bersama teman-teman sebaya memang membahagiakan. (Setidaknya kami tidak merasa bosan seperti belajar di ruang kelas, di Sekolah). Di antara banyaknya teman-teman yang beribadah, saya memperhatikan bahwa saya tidak melihat satu orang pun disana yang lebih mirip dengan saya baik dari wajah maupun pakaian saya. Kecuali satu orang, tidak lain tidak bukan adalah kakak kandung saya yang pula bersama-sama dengan saya ke Sekolah Minggu ini. Pakaian kami sama tetapi dengan ukuran yang berbeda. Saya ingin beritahu kepada Anda bahwa Orangtua kami membelikan banyak pakaian yang sama untuk kami berdua, kadang termasuk untuk kakak perempuan kami. Kami seperti anak kembar, namun tidak memiliki ukuran tubuh yang sama. Pada tahun-tahun seperti itu, kami sering berfoto bersama.

Kami menikmati masa kecil dengan bahagia bersama Orangtua. Tidak ada hal lain yang saya pikir dan lakukan selain untuk menghabiskan waktu untuk bermain bersama. Maklum, saya dan kakak saya hanya berbeda usia dua tahun. Lalu, apa yang saya rasakan? Saya bahagia. Sehingga kami dapat benar-benar menjadi saudara dan sekaligus teman sepermainan di masa kecil.

KASIH YANG TAK TERBALAS

KASIH YANG TAK TERBALAS

Peristiwa itu masih teringat jelas melekat dikepala Damas ketika suatu hari Ia melewati sebuah pintu gerbang dari halaman sebuah gedung tempat pelatihan komputer, namun ketika kakinya akan melangkah tiba-tiba Damas dicegat oleh seorang lelaki tua dikepalanya ada sebuah topi yang tampaknya sudah usang, dan dibelakangnya tergantung sebuah tas yang tidak seberapa besar, jika dilihat dari pakaianya, tampaknya dia bukan seorang pengemis seperti yang ada dikota-kota besar saat ini, tetapi raut mukanya tampak pucat, kelopak matanya layu seperti enggak ada semangat hidup samasekali.

Damas pun berhenti dan berpikir sejenak, pikirannya mulai menunjukan gejala negatif karna saat peristiwa itu berlangsung tak satu katapun keluar dari mulutnya, sementara matanya menatap kosong kearah lelaki itu dan dalam hatinyapun sempat ‘mengumpat’ tajam.

Apa kakek ini pengemis atau orang stress ya…mengapa ia menghalangi jalanku?…”, sementara Damas masih terdiam bingung, tiba-tiba kakek inipun berkata sambil mengulurkan tangannya yang tampak bergetar dengan suara yang terdengar sedikit memelas namun tampak tegas, dan sebuah kalimat muncul dari mulutnya.

Na’k…boleh bapak minta uang seribu, buat beli nasi…Cuma minta seribu koq na’k bapak kehabisan bekal buat pulang” ujarnya dengan suara layu.

Tergerak oleh rasa belas kasihan Damas mencoba meraba-raba saku baju dan saku celananya yan sudah tampak bolong dan tak ketinggalan tas kecil yang selalu dibawanyapun juga turut diperiksa, namun tak sepeserpun uang logam apalagi uang kertas ribuan yang diberikanya, hatinya mulai gelisah tak karuan…, maklum sebagai anak kost diakhir bulan gajih belum dikirim ortu apalagi uang yang pinjaman dari sobat-sobatku belum juga kukembalikan, kenangku dalam hati sambil terus mencari.

Dan dengan rasa sedih Damas pun berkata pada kakek tua itu dengan hati yang sangat menyesal karna tidak ada satu barangpun apalagi makanan dan uang yang bisa Ia diberikan.

Pak… aku minta maaf, sekarang ini aku lagi enggak punya uang sepeserpun…” kataku singkat sambil terus mencari recehan atau apapun yang bisa aku berikan padanya.

Namun diwajahnya tidak tampak rasa marah dan kecewa ataupun sedih dengan permintaan maafku tadi, malahan dia menjawab sembari tersenyum tulus.

Ooo..justru saya yang minta maaf ,na’k”, sambil berlalu meninggalkanku dipintu gerbang sendirian dengan seribu sesal.

Ketika bayangan kakek tadi lenyap ditelan pepohonan yang rimbun, Damas pun melangkahkan kakinya untuk segera pulang kebetulan waktu itu jalan kaki masih difavoritkan, selain ringan di ongkos bisa sambil berolahraga, namun ada sedikit rasa bersalah dan kecewa dalam diri Damas, Ia pun mulai men-justifikasi dirinya sendiri dan berkata dalam hati

Kenapa aku tidak bisa membantu sedikitnya satu orang saja hari ini?...selama ini Tuhan t’lah memberi yang terbaik untuku, tapi mengapa aku tidak bisa memberi yang terbaik buat Tuhan lewat saudara-saudaraku yang membutuhkan uluran tanganku...,apa gunanya hidupku untuk mereka?...Tuhan ampunilah aku!” gumamnya dengan penyesalan yang dalam sambil menyusuri gang kecil yang tampak sepi.

Kemudian Ia teringat dengan beberapa ayat firman Tuhan yang pernah menjadi ayat hafalanya dan yang selalu mengingatkanya akan kebaikan Tuhan dalam hidupnya sekaligus menjadi rambu-rambu lalulintas ketika Ia menjalani hidupnya yang penuh persoalan.

Sambil terus melanjutkan perjalanan pulangnya yang tak seberapa jauh lagi, Damas pun membolak-balik buku catatanya, Ia mencari dua ayat yang pernah Ia catat karena sebagai manusia IQ nya nggak tinggi-tinggi amat alias diatas standar. Dan dengan susah payah akhirnya ayat tersebut Ia temukan. (Lukas 6:31 dan 36 “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti bapamu adalah murah hati”) ’Tuhan memang sungguh baik!’ ujarnya dengan raut muka yang kembali segar walau masih ada sedikit rasa penyesalannya .


By : Eduardo edho


24 September 2009

Come Back! _Olah raga bareng lagi yuk?

Akhirnya...! Itulah kata-kata pertama saya ketika melihat teman2 timoho yang baru pulang dari kampung...Wah!..udah lama man kita ng pernah olah raga bareng lagi, biasanya sich tmn2 timoho rutin bermain seak bola setiap sabtu pagi jam 06.30 disekitar lapangan mandala krida, namun kemaren sempat terputus alias vakum karena tmn2 timoho kebanyakan lagi pulkamp, jadi kebawaanya tmn2 yan ng pulkamp jd males2an..apalagi ditmangin hari libur kampus yang terasa lama banget,,dan akhirnya dipenghujung bulan september ini sebagian tmn2 sudah pada pulang k Jogja walupun masih ada yang males2an di kampung dan sabtu minggu ini kami sepakat untuk menghidupkan kembali olahraga sepakbola setiap sabtu pagi di mandala krida jam 06.30....So! buat tmn2 yang pingin gabung dateng aja ke mandala krida, dengan senang hati kami akan menyambut kalian, smoga hari-hari akan semakin dipenuhi sukacita dalam Tuhan!.See You.

11 September 2009

SEJARAH JOY TIMOHO

SEJARAH JOY TIMOHO

Nama : JOY Timoho

Visi : Mengubah Indonesia Tengah dan Timur Menjadi Lebih Baik

Misi : Menjadi mahasiswa yang hidup kudus dan Profesional

Sekretariat : New Timoho Center (NTC)

Jl. Gondosuli GK IV / 135, Baciro,

Gondokusuman, Yogyakarta

e-mail : Cm_timoho@rocketmail.com

timoho.ntc@gmail.com

Latar Belakang :

Anggota JOY Timoho merupakan mahasiswa yang berdomisili dan kuliah di kampus-kampus sekitar Timoho. Sebagian besar dari mereka adalah berasal dari wilayah Indonesia bagian tengah sampai ke Indonesia bagian Timur (Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua). Hidup dari latar belakang daerah yang berbeda merupakan awal perbedaan yang ada di JOY Timoho. Kebanyakan berasal dari daerah pedalaman dan secara ekonomi keuarga hidup sederhana.

Meskipun demikian mahasiswa di Timoho memiliki semangat yang kuat untuk belajar.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman di Timoho, kehidupan pergaulan mahasiswa di Timoho cukup memprihatinkan. Misalnya hidup dengan 3K (Kampus, Kos, Kampung), serta pergaulan yang terlalu bebas sehingga tidak sedikit mahasiswa yang terjebak dengan kebiasaan buruk ) minum minuman keras, free sex, bolos kuliah, perkelahian dan juga pemakaian obat-obat terlarang.

Untuk itulah JOY Timoho dengan segenap kerinduan dan upaya yang dilakukan berusaha untuk membawa mahasiswa mengalami perubahan hidup secara pribadi dengan cara menjadi mahasiswa yang hidup kudus dan profesional sehingga akhirnya mampu membawa perubahan di Indonesia tengah dan timur.

Atas latar belakang inilah muncul berbagai program dan sarana atau fasilitas pendukung pelayanan JOY Timoho. Diantaranya kegiatan kelompok rohani / kelompok kecil (istilah JOY campus ministry), ministry lokal ( JT News, Fellowship, dll), kemudian NTC sebagai pusat kegiatan JOY Timoho dan sekarang sedang bergumul untuk kecukupan biaya untuk pembelian sepeda motor dinas untuk JOY Timoho.

Sejarah Singkat :

JOY Timoho merupakan pengembangan pelayanan JOY Fellowship Indonesia. ( lihat di www.cerita-timoho.blogspot.com) JOY Timoho memulai pelayanan di Kampus STPMD “APMD” sejak tahun 2004 dengan Cell Grop Leader kak Esa dan staff pendamping kak Yayuk. Waktu itu masih bernama Campus Outreach (CO) APMD dengan anggota : K’ Esa, K’ Ina, K’ Agnes, K’ Joshua.

Semester kedua di tahun 2004, staff pendamping CO APMD digantikan oleh K’ Meis dan saat yang bersamaan juga mahasiswa baru STPMD “APMD” angkatan 2004 masuk kuliah. Moment Sosialisasi Internal Kampus (SIKAM) STPMD “APMD” dimanfaaatkan oleh anggota CO ini untuk melakukan promosi dengan cara bekerjasama dengan UKM Protestan melalui acara SIKAM kerohanian. Hasilnya ada beberapa jiwa yang bergabung menjadi anggota CO. Mereka adalah Nedy, Yanto, Seka, Owen dan Ongky dan ditambah seorang shor-term worker dari Korea Selatan, Na Rae.

Setelah K’ Esa menyelesaikan study, Leader CO APMD diganti oleh Nedy sejak semester kedua tahun 2005 dan dibantu oleh tim inti K’ Ina dan Yanto. K’ Meis mengakhiri pelayanannya di JOY dan CO APMD, sejak saat itu staff pendamping diganti oleh Mas Untung selama 2 bulan dan setelah itu staff pendamping diganti oleh K’ Danger dengan tim inti Nedy, Yanto, Seka dan satu orang short-term worker dari Korea Selatan yaitu Jo Hye Sun.

Sejak Januari 2007 JOY Timoho didampingi oleh K’ Godlif, sejak saat itu JOY Timoho mengalami banyak peruabahan, jumlah tim inti semakin banyak (Nedy, Yanto, Seka, Hye Sun, Owen, Nona, Dipsy dan Dona). Perkembangan JOY Timoho cukup pesat karena semakin banyak anggota yang bergabung. Bulan September 2007 dilaksanakan acara Timoho Members Weekend (TMW) I di Pusat Penyelamatan Satawa (PPS) Kulon Progo dengan peserta 14 orang dan satu bintang tamu. Perkembangan anggota JOY Timoho semakin bertambah pesat dengan bergabungnya mahasiswa baru angkatan 2007. hal inilah yang mendasari JOY Timoho melakukan multiplikasi perdana pada tanggal 30 November 2007, sejak saat itu di JOY Timoho ada 2 Campus Ministry (CM) yang masing masing dipimpin Nedi (CM Nedy) dan CM Yanto (CM Yanto) dengan anggota masing-masing 10 orang.

Pada bulan Maret 2008 kembali diadakan perhelatan akbar yaitu TMW II di Griya Samaria Kaliurang dengan peserta 19 orang, moment ini sungguh menantang dan sangat memberkati sehingga banyak teman-teman yang berkomitmen melayani di JOY Timoho. Selain TMW, setiap satu semester tim inti JOY Timoho melakukan Vision meeting untuk menyegarkan kembali tentanng visi dan pelayanan JOY Timoho. Bulan Maret 2008 juga JOY Timoho mendapat anugerah dari Tuhan yaitu tercukupi biaya untuk sewa sebuah rumah yang dijadikan sebaga home base dan disebut New Timoho Computer (NTC). NTC sangat membantu pengembangan pelayanan di Timoho, karena di NTC dilaksanakan berbagai macam kegiatan, mulai mdari acara cell group, pelatihan bahsa inggris, gitar dan yang paling utama adalah kursus komputer. Keberadaan NTC sangat mendukung pelayanan dan kebutuhan JOY Timoho.

Semester kedua tahun 2008 anggota JOY Timoho semakin berkembang pesat dengan bergabungnya mahasiswa baru angkatan 2008 sehingga vision meeting tim inti JOY Timoho bulan Oktober 2008 di Kotagede memutuskan untuk melakukan multiplikasi kembali.

TMW yang ke-3 dilaksanakan pada tanggal 22-23 November 2008 di Villa Klenting Kuning, Kaliurang dengan peserta 38 orang dan pada kesempatan ini JOY Timoho melaksanakan multiplikasi untuk yang kedua kalinya, hal ini juga bertepatan dengan kedua leader lama Nedi dan Yanto sudah lulus dan harus segera digantikan. Maka dari CM Nedy lahirlah CM Ospen dan CM Nelson dengan anggota masing masing 10 orang. Kemudia dari CM Yanto, lahirlah CM Melky (sekarang CM Edho) dan CM Invie dengan anggota masing-masing 11 orang. Perjalanan panjang JOY Timoho sungguh luar biasa penyertaan Tuhan. Hingga saat ini anggota JOY Timoho tercatat 40 orang.

Link : www.cerita-timoho.blogspot.com

Kegiatan :

1. Kursus Komputer : Program Ms. Word, Ms. Excel, Ms. PowerPoint,

2. Campus Ministry (CM)

  • CM Ospen : Setiap hari Senin pukul 18.00 WIB

di Ruangan UKM Protestan STPMD “APMD”

  • CM Edho : Setiap hari Senin pukul 18.00 WIB

Di Ruangan UKM Pramuka STPMD “APMD”

  • CM Nelson : Setiap hari Rabu pukul 18.00 WIB

Di ruangan UKM Protestan STPMD “APMD”

  • CM Invie : Setiap hari Rabu pukul 18.00 WIB

Di Ruangan UKM Pramuka STPMD “APMD”

3. J-Nite Party : Setiap Jumat pukul 18.30 WIB di Wisma Immanuel,

Samirono Baru, Yogyakarta.

4. Ministry : Pena Ministry, Kopikufi.com, Event Organizer dan pelatihan komputer

5. Sport Day : Setiap hari Sabtu jam 06.00 WIB di Mandala Krida ( sepak bola, joging,

badminton, voli )

6. Kegiatan Lain : Klik : www.joyindonesia.org.

7. Alumni :

  • Mahasiswa : K’ Esa dan K’ Ina (Sumba, NTT), Seka (Alor, NTT),Owen (Maluku), Dona (kalbar), Dety (Sumba NTT) , Ka Nedy (Kalbar),Ka’ Yanto (Sumba NTT),Melky (Toraja),Hye sun (korea), Nona (Timor Leste), Ongky, Narae (Korea), ka Agnes,ka’ Joshua
  • Staf Pendamping (alumni) : Mba’ Yayuk, K’ Meis, Mas Untung, K’ Danger, ka’ Godlif

8. Galery

  • TMW I
  • TMW II
  • TMW III
  • Cell Group / Campus Ministry (CM)

1. CM Ospen

2. CM Edho

3. CM Nelson

4. CM Invie

  • Vision Meeting Tim Inti
  • Lain-lain

PROFIL JOY FELLOWSHIP

PROFIL JOY FELLOWSHIP

Sekilas Tentang Kota Jogja

Keberadaan JOY tidak lepas dari keadaan kota Jogja dan dinamikanya. Jogja sebagai kota persinggahan terbesar bagi mahasiswa di Indonesia memiliki lebih dari 130 perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa lebih dari 230.000 orang. Sebagai kota pelajar, Jogja menjelma menjadi kota yang dipenuhi oleh mahasiswa dengan segala macam gaya hidup yang mewarnainya.

Gaya hidup yang bebas merupakan kekhasan tersendiri bagi mahasiswa di Jogja. Bebas untuk bergaul, bebas untuk mengambil keputusan, bebas untuk berkegiatan, bebas untuk bersikap, dan bebas untuk berpikir tanpa pengawasan orang tua, khususnya mahasiswa yang tinggal di kos-kosan. Dengan kondisi demikian, seringkali mahasiswa terbawa masuk ke dalam kehidupan yang kurang baik.

B. Sekilas Tentang JOY Fellowship

Melihat kondisi Jogja yang demikian, JOY Fellowship (persekutuan JOY) melakukan pelayanan khusus kepada mahasiswa mulai tahun 1992. Dr. Son Chang Nam, yang waktu itu diutus dari Korea Selatan untuk mengajar di Universitas Kristen Duta Wacana Jogjakarta, memulai pelayanan JOY disemangati dengan pernyataan misi : “We Are Ambassadors For Heaven To The Earth” (Kami Adalah Utusan-Utusan Surga Bagi Dunia).

Pernyataan misi ini merupakan semangat bagi semua anggota JOY untuk menyadari keberadaan dirinya supaya selalu membawa misi untuk menghadirkan nilai-nilai hidup Kristiani di kalangan mahasiswa melalui semua aktivitas hidup yang mereka lakukan.

Visi JOY

Semangat misi di atas dibawa ke dalam pelayanan dengan visi untuk menjadikan mahasiswa yang bergabung dengan JOY menjadi :

1. Orang Kristen yang berkomitmen kepada Tuhan dan sesama

( To be a Committed Christian )

2. Orang Kristen yang membawa pengaruh untuk orang lain melalui kehidupan yang berkomitmen kepada Tuhan dan mengasihi sesama.

3. ( To be a Contagious Christian )

Orang Kristen yang selalu mau mengikuti dinamika dunia tanpa kehilangan komitmen kepada Tuhan dan sesama melalui kehidupan yang kontemporer. (To be a Contamporary Christian)

Bagian-Bagian Pelayanan JOY

Di dalam menjalankan pelayanannya, JOY ditopang oleh 6 bagian besar yang disebut department, yakni :

§ Mass Meeting Department

§ Campus Ministry Department (CMD)

§ Human Resource and Development Department (HRD)

§ Management Department

Setiap Department selalu berkoordinasi untuk melibatkan dan membina mahasiswa yang bergabung di dalam JOY sesuai dengan visi dan misi JOY.

Kegiatan JOY

Adapun kegiatan JOY antara lain,

1. Pertemuan besar yang disebut J-Night Party (JNP), yang mertanggung jawab adalah Mass Meeting Departement. Pertemuan ini adalah pertemuan antar anggota JOY dan mahasiswa-mahasiswa yang baru bergabung di JOY. Acara ini sekaligus juga menjadi wadah kreativitas anggota JOY. Untuk mendukung pelayanan JNP, terdapat 8 ministry pendukung :

a. Music Ministry

b. Drama Ministry

c. Choir Ministry

d. Dance Ministry

e. Equipment Ministry

f. Fellowship Ministry

g. Publishing Ministry

h. Multimedia Ministry

2. Pertemuan Kelompok Kecil, di mana anggota JOY dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (6-15) dengan bahan diskusi (Pemahaman Alkitab, maupun topic-topik populer) yang sudah disusun oleh para staf bagian CMD JOY.

Bahan untuk PA dibagi menjadi beberapa bagian besar :

a. New Community

b. Growth

c. Mature

d. Satu bahan untuk mempersiapkan multiplikasi

Topik-topik populer misalnya : tentang Dating, Manajemen Diri, Study Habits dsb.

3. Pelatihan yang diadakan secara periodik dengan bahan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuahan mahasiswa.

Di pelatihan JOY bahan dibuat berdasarkan tingkat komitmen anggota JOY :

a. Kelas 100-an untuk teman-teman baru, adapun tekanan materinya adalah penanaman dasar-dasar kehidupan Kristen dan pemahaman tentang nilai-nilai persekutuan JOY

b. Kelas 200-an untuk teman-teman yang mulai aktif di ministry dan dipersiapkan menjadi leader di JOY.

c. Kelas 300-an untuk teman-teman yang sudah melayani sebagai pemimpin di JOY

d. Kelas 400-an untuk teman-teman yang dipersiapkan menjadi staf di JOY

4. Selain kegiatan di atas, teman-teman mahasiswa secara periodik (3-4 bulan sekali) mendapatkan penyegaran visi melalui Vision Meeting sesuai dengan bagiannya.

Anggota JOY

Anggota JOY adalah mahasiswa yang tertarik bergabung dengan JOY dan selanjutnya mengikuti pembinaan di kelompok kecil dan pelatihan. Mahasiswa yang bergabung di JOY datang dari berbagai Universitas di Jogja dan berbagai denominasi gereja.