THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

31 Oktober 2009

Mengenal Kepribadian Diri

Sangatlah menarik jika kita membahas mengenai perilaku dan kepribadian orang lain. Sangatlah mengasyikan jika kita membicarakan, menghakimi, dan mencela perilaku orang lain. Memang benar,mencela akan lebih mudah daripada memuji. Tetapi yang menjadi pertanyaan sebenarnya adalah, apakah kita sudah benar-benar mengenal perikaku dan kepribadian kita sendiri? (who am I?) atau malah kita juga menjadi bahan pembicaraan orang lain? Menjadi bahan celaan orang lain? Pernakah kita berpikir demikian?

Jika kita pernah mendengar istilah-istilah, SANGUINIS, KHOLERIS, PHLEGMATIS, dan MELANKOLIS namun kita tidak tahu apa maksudnya, pada kesempatan ini, mari kita belajar bersama mengenainya. Tidak secara sangat mendetail, tetapi paling tidak, kita dapat menilai dan mengenal kepribadian dan perilaku kita melalui paparan ini.

Sebelum kita membahas lebih lanjut, ada hal yang perlu kita pahami sebelumnya mengenai kepribadian (personality). Mengenal kepribadian diri tidak hanya menguji dan memahami bagaimana sifat kita, tetapi kita dapat mengetahui bagaimana cara yang sebaik-baiknya untuk menggunakan aset anugerah Tuhan yang unik dari diri kita masing-masing untuk memahami jiwa kita, meningkatkan kepribadian kita, dan belajar mengenal orang lain serta menghadapi orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Begitu anda memahami bagaimana cara mengeluarkan yang terbaik dari diri kita, kita akan mendapati bahwa orang lain juga kelihatan lebih baik.

Kita akan belajar pengelompokan yang ditetapkan Hipocrates 2400 tahun yang lalu. Kita akan bersenang-senang dengan si Sanguinis, serius dengan si Melankolis, maji ke depan dengan si Kholeris, dan rileks dengan si Phlegmatis.

SANGUINIS
Selain senang bertemu dengan orang lain , sanguinis adalah si pencari perhatian yang ulung. Pembicaraan akan dimulai dan didominasi oleh si sanguinis. Tidak ada yang lebih menikmati hidup selain si sanguinis. Orang sanguinis selalu bersikap optimis dan dengan mudah terlibat dalam rencana dan proyek baru dengan antusiasme yang kuat. Sanguinis adalah seorang yang ramah, senang berjabat tangan, periang, senang berada di sekeliling orang lain, merasakan suka dan duka, dan harta yang terbesar dari si sanguinis adalah hatinya yang lembut dan berbelas kasih. Empati yang kuat. Tidak seorangpun yang dapat mengasihi atau melupakan anda lebih cepat dari si sanguinis. Tetapi, tentu saja ada kelemahan dari si sanguinis. Kecenderungan untuk berkamuan lemah dan tidak disiplin membuat mereka lebih mudah jatuh pada ketidakjujuran dan tidak dapat diandalkan. Selain itu faktor kekanak-kanakan atau ketidakdewasaannya juga menonjol. Sanguinis sangat takut mengalami penolakan, kegagalan atau celaan. Ego si sanguinis memang besar namun daya ingatnya sangat lemah. Suka menyela dan menjawab orang lain.

MELANKOLIS
Biasanya seorang melankolis memiliki IQ (tingkat kecerdasan intelektual) yang paling tinggi, memiliki bakat dan seni murni yang tinggi, dan memiliki tingkat penghargaan yang tinggi pada budaya. Melankolis adalah si empunya sifat yang paling kaya dan paling sensitif di antara semua tipe kepribadian. Dia kreatif dalam pemikiran, dan saat emosinya memuncak, ia akan dapat menciptakan produksi yang kreatif yang bernilai dan bermanfaat. Kecenderungan perfeksionisnya yang sangat kuat digabung dengan kemampuan analitisnya yang tinggi akan menjadikan dia si pemburu hal-hal yang sangat rinci. Dia jarang terlihat dan menjadi pusat perhatian, tetapi lebih senang bekerja di belakang layar. Ia cenderung menyendiri dan sangat disiplin. Kelemahan dari seorang melankolis adaalah mereka dapat tenggelam dalam depresi yang sangat berat dan tertekan setelah menyelesaikan proyek yang besar tanpa memperhatikan keadaan diri sendiri, tidak tidur, tidak makan, tanpa hiburan, sehingga emosi dan jasmani mereka benar-benar menjadi letih.
Sebagai perfeksionis (mengejar kesempurnaan) si melankolis cenderung menunda pekerjaan karena terlalu lama merencanakan dan karena standar yang ditetapkan sangat tinggi, baik untuk diri sendiri maupun orang lain, sehingga melankolis sering mengajukan tuntutan yang tidak realistis pada orang lain.

KHOLERIS
Bicara tentang kholeris, mari kita berbicara mengenai kepercayaan diri yang tinggi. Sekali memulai sebuah proyek, dengan keuletan dan tekad yang bulat dia akan mengarahkan tujuannya dengan mantap dan kemungkinan berhasil adalah sangat besar. Seorang kholeris adalah seorang yang praktis dan berazaz manfaat. Memiliki pemikiran yang cemerlang dalam berorganisasi, tetapi akan tertekan dengan pekerjaan yang memerlukan perincian. Dia sangat berbakat menjadi pemimpin namun biasanya keputusan yang diambil berdasarkan intuisi daripada analisa pikiran. Tetapi dia dapat cepat bertindak dalam menilai orang lain atau situasi dalam kondisi darurat. Dia senantiasa memandang hidup ini dengan optimis, semangat dan suka berpetualang, sampai-sampai ia rela meninggalkan kemapanan untuk suatu tantangan. Namun, karena kesukaannya bekerja keras, sang kholeris akan lupa dengan hal bernama rileks.Sifat kepemimpinannya yang sangat kuat sehingga sering membuatnya terlalu menekan dan menyepelekan orang lain dan tidak rela jika kendali lepas dari tangannya. Ini dikarenakan dia tidak tahu bagaimana cara menangani orang lain, akibatnya sering pula dia dengan mudah kehilangan kesabaran dan sering mempertahankan pendapat sendiri tanpa melihat kebenaran. Orang kholeris sangat sulit meminta maaf.

PHLEGMATIS
Phlegmatis yang damai adalah seorang pemikir dan perencana. Berbakat dalam diplomasi dan tidak menyukai kontroversi, lebih senang berunding daripada bertengkar. Ia memiliki kemampuan untuk mengenal waktu dengan rasa humor dan imajinasi yang dapat membangkitkan semangat. Si phlegmatis adalah seorang yang dapat diandalkan, baik sebagai teman maupun sebagai perencana dan pelaksana. Selain praktis dan efisien, dia dapat dengan hanya sedikit usaha dalam menyelesaikan sesuatu dengan standar akurasi dan ketepatan yang tinggi. Tetapi karena sifatnya yang introvert (seorang yang lebih suka memikirkan dirinya sendiri daripada orang lain), seorang phlegmatis sering menjadi “tidak kelihatan”. Antusiasmenya tidak kuat dan tidak suka dengan perubahan. Saking damainya, seorang phlegmatis cenderung bergerak lambat dan suka menunda pekerjaan., ini dikarenakan motivasi dirinya yang kurang dan seorang phlegmatis adalah seorang yang kurang bisa mengkomunikasikan perasaan. Akibatnya, sering karena keengganannya berkontroversi dan berargumentasi, seorang phlegmatis akan sulit dalam mengambil keputusan, bahkan akan sulit juga mengatakan tidak pada setiap peminta bantuan karena tidak mau menyakiti perasaan orang.

Setiap orang tidak hanya memiliki satu kepribadian, setiapa orang adalah campuran yang unik dari dua atau tiga kepribadian. Setelah kita sedikit lebih tahu bagaimana kepribadian kita, dan bisa melihat kepribadian orang lain lewat penjelasan di atas, apa yang kita bisa lakukan untuk mengembangkan diri kita? Apa yang harus kita kikis dalam kelemahan kita? Apa yang harus kita lakukan dalam berhubungan dengan orang lain?
Apapun kepribadian kita, ingatlah bukan label tetapi pemahaman atas kekuatan dan kelemahan kita sendirilah yang penting. Evaluasilah kelemahan kita, mintalah pendapat orang lain tentang kita, akui serta terima setiap kekurangan kita, karena dengan mengakui kekurangan kita adalah langkah pertama untuk meningkatkan kekuatan kita.

Tuhan tidak membuat kita semua sama. Dia menjadikan beberapa dari kita sebagai kaki untuk bergerak, mengatur, seperti sang kholeris. Dia menjadikan beberapa dari kita sebagai kepala untuk berpikir secara mendalam, merasakan, menulis, seperti sang melankolis. Dia menjadikan beberapa dari kita sebagai tangan untuk melayani, meratakan, meredakan, seperti si phlegmatis. Dan dia menjadikan beberapa dari kita mulut untuk bicara, mengajar, memberikan dorongan, seperti si sanguinis. Namun bila hanya bagian-bagian saja yang bekerja tidaklah cukup. Semua harus saling mendukung karena semua saling melengkapi sebagai satu tubuh. Tidak ada yang lebih baik, karena semua tidak sempurna. Namun, dengan kuasa Allahlah kita semakin disempurnakan, mengurangi kelemahan kita.

(Dikutip dari Majalah GROW terbitan Komisi Dewasa Muda GKI Gejayan)

0 komentar: